Happy New Year 2019!!
First blog post in 2019 😛 Doa untuk keberlangsungan blog ini: Semoga tahun ini tetap konsisten nulis di blog. Amin 😀
Mengawali tulisan untuk tahun ini, masih tentang Jepang. Hehehe monmaap masih punya stok cerita jalan-jalan di Jepang bunyaaakk banget 😆 Salah satu cara saya untuk selalu menikmati kembali momen jalan-jalan/pengalaman tak terlupakan sekaligus me time for killing and self-healing time ya dengan mengabadikannya dalam bentuk tulisan gini. Jadi, selamat membacaaa 🙂
Kali ini agak berbeda dari beberapa post sebelumnya, dari judulnya udah ketebak dong ya. Saya ikutan bikin daftar bangunan unik menurut dunia per-arsitektur-an yang dimiliki Jepang khususnya yang berada di Tokyo area, tentunya yang sudah saya kunjungi dan lihat dengan mata kepala sendiri 😉 Latar belakangnya, jelas, nyerempet-nyerempet sedikit lah sama kuliahnya suami, karena linkage pascasarjana UGM-nya di bawah Fakultas Arsitektur 🙄
Heitss… Waktu jalan-jalan sih saya gak terlalu peduli ini bangunan apa, tempat ini buat apa dll. Intinya satu, bahagia berwisata ria Baru setelah sampai lokasi sering terpesona, takjub, sampai melongo juga lihat bangunan-bangunannya. Tapi kadang ada juga yang udah kelelahan — karena kami seringnya one day trip tidak hanya ke satu lokasi — pas sampai lokasi gemes sendiri lalu mbatin “hadeeehh ngapain sih ke sini, gak jelas banget, capek, buang waktu”. Namun sekarang, setelah di Jogja, saya sempat browsing semua nama-nama bangunan unik yang kami (Arki ngebet banget) kunjungi. Dan ternyata, 15 bangunan yang saya jabarkan di bawah ini masuk dalam daftar bangunan unik terkenal karya arsitek-arsitek terbaik, bahkan beberapa jadi ‘mimpi’ sebagian besar arsitek!
Waduh! Malah jadi bersyukur banget saya 🙂 Gak jadi nyesel udah capek-capek diajak keliling Tokyo, walau kaki gempor kebanyakan jalan kaki dalam satu rute, hahaha. So, ini dia…
15 Bangunan Unik Karya Arsitektur Terbaik di Tokyo dan Sekitarnya
1. THE NATIONAL ART CENTER
The National Art Centre, Tokyo Roppongi. Arsitek: Kisho Kurokawa
Sekali waktu ke daerah Roppongi, saya sempatkan mampir ke sini. Arki sudah lebih dulu beberapa kali ke museum ini saat kami masih LDR-an, dan karenanya, sebenarnya dia gak tertarik banget sih ngajak saya ke sini. Biasa aja menurut dia. Tapi karena saya pernah lihat foto-foto dia sebelumnya dan kok bangunannya terlihat keren, kan kepengen juga 😆
Ternyata, museum ini cukup sering masuk daftar bangunan unik karya arsitektur terbaik Jepang di beberapa artikel yang saya baca. Hihihi untunglah menyempatkan mampir walau saya inget betul saat saya ajak ke sana Arki gak ambisius sama sekali 😆
Museum ini memang tidak memiliki koleksi khusus yang permanen, biasanya ada beberapa pameran kecil/sampingan yang berlangsung pada waktu-waktu tertentu. Seperti kali itu, saat berkunjung sedang ada “Pameran Louvre”. Nah, saya juga tidak tahu sih itu pameran apa, hahaha kami gak beli tiket pamerannya, kurang minat 😛 Saya sudah cukup puas foto dengan back drop pamerannya saja, dan beberapa foto-foto di sekitar bangunan.
Louvre! 😆
2. TOKYO TOWER
Terlihat seperti menara pemancar gelombang biasa saja. Banyak yang nyeletuk, menara ‘sutet’ aja kalau di Tokyo terkenal bener ya? Iya ya, dilihat-lihat emang mirip menara sutet karena warnanya yang merah-oranye gitu. Ah tapi tetap saja, bisa berpose foto dengan Menara Tokyo di belakangnya menjadi suatu kebanggan dan salah satu yang paling diburu kalau ke Tokyo. Bener, gak? 😛
Tokyo Tower, Tokyo Minato. Arsitek: Tachu Naito
Tokyo Tower awalnya dibangun untuk keperluan siaran. Desainnya terinspirasi oleh Menara Eiffel di Paris, makanya sering juga disebut Eiffel from Japan 😀 Yaa… gapapa belum berkesempatan ke Eiffel Paris, ke sini dulu juga udah rejeki kan! 😉 Kami ke sini di hari yang sama saat kami menunjungi The National Art Center di Roppongi. Gak deket-deket amat, masih harus jalan kaki sekitar 2.2 km!!
Best spot for taking photos with Tokyo Tower menurut saya Arki adalah dari tempat kami berfoto ini, yaitu di area halaman roof top The Prince Hotel Tokyo. Bagaimana untuk sampai sana? Harus masuk hotel dulu? Ya ini bisa juga. Tapi kami masuk dari area lain, duh saya gak paham juga sih ya, pokoknya Arki waktu itu lihat google maps dan sampai deh kami di sini. Hehehe tanya-tanya aja deh kalau sudah sampai sana 😉
Buat yang pengen romantis-romantisan, disaranin banget ke sini pas malam hari ❤ Duilee kalau kami mah, bisa foto pas sore-sore gini aja udah bersyukur banget, jelang maghrib udah kudu ngejar kereta balik biar sampai Fujisawa gak kemalaman. Yes, travel with toddler, ya gitu deee 😆 Pemandangan Tokyo Tower di malam hari (katanya) luar biasa menakjubkan, lampu menyala dengan sorot cahaya warna merah oranye bikin (katanya) gak kalah sama malamnya di sekitar Eiffel Paris. Katanya loh yaa… 😈
Nah, one day trip kami hari itu kami berkunjung ke Roppongi, sekitar Tokyo Tower (masuk ke dalamnya juga), dan zojoji temple. Ini kapan-kapan saya share juga tulisannya yaaa 😉
3. NAKAGIN CAPSULE TOWER
Waktu kesini, mood saya sudah jelek banget. Pas sampai lokasi, udah sore plus capek. Paginya kami habis dari Odaiba (Liberty Statue, Gundam Unicorn, dan Miraikan Museum). Di Miraikan Museum Kata rewel banget, begitu keluar museum masih melakukan perjalanan agak jauh menuju ke Stasiun Shimbashi – stasiun terdekat dengan Nakagin Capsule Tower ini.
Oiya, untuk cerita One day trip kami di Odaiba sudah saya sempat share di: Odaiba? Miraikan Museum, boleh dicoba! 😉
Ini dia yang saya sampaikan di intro tadi, salah satu bangunan yang ketika saya sampai langsung mbatin “Hadeeehh ngapain sih ke sini, gak jelas banget, capek!”. Gak banyak foto-foto kami di sana, hanya sekedar berfoto di depannya saja, karena saya sudah gak mood, pun Kata.
Gak mood, tapi kalau difoto tetap harus, SMILEEE! 😎
Tapi, karena saya mau membuat postingan ini, saya jadi merasa perlu browsing dulu tentang Nakagin Capsule Tower, dan… Jeng… Jeng…!! 5 dari 8 artikel yang saya baca terkait bangunan berarsitektur unik di Jepang, menyebutkan Nakagin Capsule Tower sebagai salah satu bangunan terunik di Jepang! Hahaha seketika merasa beruntung sempat mampir ke sini 😛
Nakagin Capsule Tower, Tokyo Shimbashi. Arsitek: Kisho Kurokawa
Oke, sedikit saya rangkum dari hasil baca-baca saya tentang bangunan ini ya. Nakagin Capsule Tower awalnya dibuat sebagai bangunan perumahan/perkantoran yang dibuat secara eksentrik. Tampilannya dari luar terlihat seperti mesin cuci (yang ternyata merupakan ikon dari gerakan metabolist pasca perang Jepang). Setiap ruangan yang dirancang mirip “kapsul” dengan luas 10 meter persegi ini mampu menampung 1 unit kamar tidur, kamar mandi, ruang kerja dan dapur kecil. Total ada 140 kapsul dan diharapkan dapat diganti setiap 25 tahun (meski nyatanya hingga saat ini belum ada penggantian sama sekali).
Dari total 140 kapsul yang ada, hanya sekitar 30 kapsul yang masih beroperasional sebagai apartemen perumahaan. Kondisi terkini sangat memprihatinkan, selama beberapa dekade, pemeliharaannya-pun diabaikan. Saat ini, masa depan Nakagin Capsule Tower terlihat sangat tidak pasti. Manajemen gedung berniat merobohkan dan menggantinya dengan membangun kompleks perumahan mewah, namun belum mendapat persetujuan (setidaknya harus 80%) dari para pemilik kapsul.
Nah makanya, kalau sedang berada di sekitaran Odaiba, boleh sempatkan mampir. Lihat selagi bisa! 😉
4. TOKYO STATION
Tokyo Station, Tokyo Chiyoda. Arsitek: Tatsuno Kingo
Jangan lewatkan kesempatan berfoto di depan salah satu most famous landmark-nya Jepang ini. Saya sendiri entah berapa kali naik turun kereta atau bahkan sekedar melewati rute stasiun ini, sementara hanya menyempatkan waktu 1 kali saja untuk berfoto dan bersantai di area persis depan bangunan Stasiun Tokyo. Iya, memang harus diniatkan dan terencana. Berkali-kali kami melewati stasiun ini tidak lantas selalu sempat keluar stasiunnya.
Ramai, tapi tetap kondusif 😆
Stasiun Tokyo adalah stasiun kereta api dengan jumlah rute dan moda kereta terbanyak sekaligus menjadi stasiun tersibuk di Jepang dibandingkan stasiun manapun. Di sini, waktu menjadi amat sangat berharga, semua terlihat terburu-buru. Tapi tenang, sekalipun padat, area ini tetap sangat touristy sehingga tidak mengurangi kesan berwisatanya 😉
Oiya, saat itu, keluar dari Stasiun Tokyo, selain untuk berfoto di sini, kami melanjutkan wisata ke Imperial Palace (Istana Kaisar) dan National Museum of Modern Art (MOMAT). Cerita jalan-jalan kami ke dua lokasi ini nanti saya sempatkan share di postingan lain ya 🙂
5. TOKYO SKYTREE
Nah, mulai dari no.5 ini sampai bangunan unik no.8 saya kunjungi dalam satu hari! Iya, sampai 4 tempat karena masih satu area, sekitaran Tokyo Sumida dan Asakusa. Sebenarnya malah 6 tempat, 2 tempat lainnya yang juga dikunjungi adalah kuil sederhana tapi tidak termasuk dalam deretan bangunan unik. Hehehe. Nanti saya share pengalaman Asakusa One Day Trip di postingan lain ya, semoga sempat 🙂
Tokyo Skytree, Tokyo Sumida. Arsitek: Nikken Sekkei
Tokyo Skytree diklaim sebagai bangunan tertinggi di Jepang karena mencapai 634 meter. Desain pembuatannya terinpirasi dari bentuk arsitektur pagoda-pagoda di Jepang, dimana struktur bangunannya dibuat tahan terhadap gempa bumi.
Someone was sleepy, huh? 😛
Otw, Sumida River
Terbuka untuk umum, untuk naik ke menara dikenakan biaya kurang lebih ¥2000 (area observasi) atau sekitar 280ribu rupiah/orang (weehh mahal 😛 ). Sementara untuk masuk galerinya sekitar ¥1000 / 140ribu rupiah. Kami gak masuk keduanya 😆
Sebenarnya banyak spot untuk mendapatkan foto-foto kece Tokyo Skytree, salah satunya berdasarkan hasil baca-baca review banyak yang menyarankan foto diambil dari area Sungai Sumida. Dan iya, bener sih fotonya bagus-bagus :’)
Tokyo Skytree from Sumida River
Apalagi, Sumida River ini juga sangat terkenal manakala musim semi saat bunga sakura sedang mekar sempurna (full bloom). Sekali kunjung, bisa menikmati banyak keindahan! ❤
Another photo with Tokyo Landmark, checked!
6. ASAKUSA KANNON TEMPLE (SENSOJI)
Setelah puas main-main di sekitaran Sumida River (dan foto-foto dengan Skytree tentunya 😛 ) kami melanjutkan perjalanan jalan kaki menuju Kuil Sensoji, cukup dekat kok. Ke sini, sebenarnya Arki agak males. Soalnya kuil ini gak pernah sepi! Ya jelas kalau di jam-jam aktif turis pasti ramai. Seingat saya padahal hari itu Jum’at, dan tidak ada special calendar/event apapun, cuma ya emang ramai aja.
Asakuka Kannon Temple (Sensoji), kuil yang pada tahun 2017 dinobatkan sebagai bangunan paling menakjubkan di Jepang ini menjadi salah satu kuil terpadat sepanjang tahun. Alih-alih sebagai tempat peribadatan atau penghormatan spiritual yang tenang kayanya malah berubah jadi tempat wisata 😀 Di area kuil in pun berjajar banyak sekali toko-toko kecil menjual suvenir khas Jepang. Masuk ke kuil ini gratis.
Sensoji Temple, Tokyo Asakusa. (Japanese Buddhist Architecture)
Pagoda 5 lantai yang ada di area ini juga sangat menakjubkan. Sayangnya pas kami kesana pas ramaaiii banget! Sekitar jam 12 siang, tau deh kenapa, mungkin memang jam kunjungan tertinggi ya. Mau foto di depannya jadi mager, akhirnya agak melipir dikit nyari yang sepi, yang penting pagoda-nya masih kelihatan 😆
Pagoda 5 lantai Kuil Sensoji (di belakangnya) 😀
7. EDO-TOKYO MUSEUM
Masih dalam rangkaian Asakusa One Day Trip, setelah dari Kuil Sensoji kami menuju Museum Edo-Tokyo. Seingat saya harus naik bus, kalau mau ke sini browsing sendiri rute transportnya ya. 😀
Edo-Tokyo Museum, Tokyo Sumida. Arsitek: Kiyonori Kikutake
Nanya Arki, kenapa tertarik ke sini, dia juga cuma kepengen aja karena pas lagi lihat rute di google maps malam sebelum kami jalan-jalan menurutnya bangunan museum ini cukup menarik perhatian. Udah gitu aja. 😆 Ketika sampai, ya lumayan lah, saya cukup terkesima karena bangunan museum ini besar dan terkesan kokoh. Arki bilang malah menyerupai robot raksasa 😐 Gak taunya belakangan saya baru ngeh kalau museum yang kami kunjungi ini masuk dalam daftar salah satu bangunan terunik di area Tokyo!
Ya udah, yang penting foto dulu aja 😀
8. SUMIDA HOKUSAI MUSEUM
Bener-bener sehari di Asakusa cuma untuk foto di depan bangunan-bangunan unik doang! Hahaha. Salah satu bangunan unik karya arsitektur terbaik Jepang yang juga kami kunjungi hari itu adalah Sumida Hokusai Museum.
Sumida Hokusai Museum, Tokyo Sumida. Arsitek: Kazuyo Sejima
Melihat museum ini, kesannya beda lagi. Pas sampai, hati langsung ‘meleleh’ (haha lebay ya) 😈 Dari perjalanan seharian itu, saya paling terkesan dengan bangunan ini. Menurut opini awam saya, intinya BAGUS. ‘Meleleh’ karena ternyata persis di depannya ada taman bermain umum. Di Jepang memang buanyak sekali taman bermain umum, tapi tidak untuk museum dengan gaya artistik seperti ini, menyediakan taman bermain di depannya justru menjadi daya tarik sendiri (khususnya buat emak-emak macam saya 😆 ).
Bahagia! ❤
Lagi-lagi, kami gak masuk museum. Hanya bermain-main saja di depannya, Kata jelas betah banget. Hehehe. Sedikit informasi dari beberapa artikel yang saya baca, kalau museum ini dikhususkan untuk memamerkan karya-karya Katsushika Hokusai, artis ukiyoe paling terkenal di Jepang. Museum berlantai lima ini dilapisi aluminium dan dilengkapi dengan keberadaan terowongan kaca. Apa saja yang ada di dalam museum? Nah untuk info ini, browsing sendiri aja yaa… karena kami tidak masuk, jadi ga ada pengalaman juga. Selain itu, kayanya banyak jenis pameran tematik yang ditampilkan oleh museum sesuai timeline tertentu.
9. PRADA AOYAMA
Prada Aoyama, Tokyo Minato. Arsitek: Herzog dan DeMeuron
“Lha Ay, ngopo arep ke Prada, ki? Tuku tas, po?” Tanya saya ke Arki sambil terkekeh-kekeh. Maklum, kami belum termasuk Crazy Rich Manusian untuk mampu beli tas sekelas Prada orisinal wakakakak 😆 “Mung arep ndelok, foto, wis” – jawab Arki singkat. Kembali karena bangunan ini cukup unik dan terkenal dari sisi arsitektur, Arki menyelipkan rencana kunjungan ke sini sekali waktu kami berada di sekitar Tokyo Minato dan Shibuya.
Pas lihat gedungnya, yaiya sih emang, keren. Kesan mewahnya dari luar udah dapet. Saya mau masuk ke dalam tokonya aja ngeri sendiri, takut pingsan ngeliat price tag-nya, haha! 😎 Toko Prada Aoyama ini dibangun tahun 2003, dengan dasar konstruksi berbentuk panel kaca menyerupai berlian dengan dominasi warna hijau menjadikannya daya pikat tersendiri. Sementara toko-toko lain di sekitarnya mencoba fokus pada desain interior yang mencengangkan, berbeda dengan Prada, dari luar sudah dibuat kesan halus, tegas dan bersahaja (baca di wikipedia 😛 ).
Gakpapa lah ya ga nyempetin masuk ke tokonya hahaha kita foto-foto di depannya aja 😈 Mana tau di masa mendatang bukan sekedar lewat depan gedungnya, tapi bisa melenggang cantik masuk ke toko dan belanja tanpa mikirin price tag, mohon doanya pemirsah! 😛
The devil wears Prada Onitsuka 😎
10. 21_21 DESIGN SIGHT
21_21 Design Sight, Tokyo Minato. Arsitek: Tadao Ando
Awalnya menurut saya bangunan ini biasa saja. Hemm… kalau saya identifikasi, beberapa bangunan yang sebenarnya unik namun tidak membuat saya terkesan saat mengunjunginya adalah karena… pas tiba di lokasi saya udah keburu capek! Hahaha 😆 Ini adalah lokasi tujuan terakhir di trip hari itu. Sudah menuju sore, sebelumnya thawaf di sekitaran Shibuya Crossing, ngunjungin: Myth of Tomorrow, lanjut ke Prada Aoyama dan akhirnya ke sini.
Dan seringnya begitu, yang awalnya biasa saja, begitu memori sudah lama lewat, dilihat-lihat lagi fotonya, eh! iya ternyata keren dan unik ya bangunannya 😈 21_21 Design Sight ini adalah museum desain pertama di Jepang, terdiri dari dua serpihan beton tipis berbentuk segitiga terbalik. Dua bangunan yang nampaknya terpisah tersebut sebenarnya terintegrasi, masing-masing ada fungsinya sendiri. Kami tidak menyempatkan untuk masuk ke main exhibition-nya karena bayar (seneng yang gratisan aja kita! 😛 ). Sisi satunya open for public and free.
Klaimnya, museum yang ‘disutradarai’ oleh tiga desainer paling terkenal di Jepang (Issey Miyake, Taku Satoh, dan Naoto Fukusawa) ini menghadirkan contoh paling artistik dari seni desain internasional, mulai dari kursi klasik resin Shiro Kuramata “Miss Blanche” hingga gambar monumen publik Christo. Woyyy… Ini saya gak paham ya maksudnya (saya rangkum saja hasil baca artikel) 😆
11. TOKYO METROPOLITAN GOVERNMENT BUILDING
Apa menariknya sih ini? Sekilas memang biasa saja gedungnya. Kalau Malaysia punya Menara Petronas, Tokyo Metropolian Government Building bisa dibilang mirip lah, sama-sama punya ‘kembaran’ 😛
Tokyo Metropolitan Government Building. Picture source: archdaily.com
Penampakan dari luar kalau malam seperti foto di atas ini. Wuih, keren juga ya kalau malam. Kebetulan kami berkesempatan ke sana di waktu siang hari 🙂 Karena tidak punya koleksi foto waktu malam, saya ambil dari sumber lain ya. Oiya, hampir semua foto di blog saya adalah koleksi foto-foto yang langsung diambil dari kamera Arki, untuk yang bukan saya selalu menyamtumkan sumber foto 😉
Seperti namanya, fungsi utama gedung ini adalah sebagai salah satu pusat pemerintahan Tokyo. Namun ada fungsi lain yang sangat menguntungkan para wisatawan, yaitu gedung ini menyediakan ruang observasi gratis! Bangunan setinggi 243 meter ini memiliki dua menara dimana pada masing-masing menaranya terdapat ruang observasi pada ketinggian 202 meter. Seingat saya waktu itu kami naik lift dan berhenti di lantai 45.
Can you spot Tokyo Tower?
Observation people 😆
Untuk kunjungan siang hari, jika beruntung karena kondisi cuaca yang cerah, beberapa land mark terkenal dapat dilihat dari observatorium seperti Gunung Fuji, Tokyo Skytree, Tokyo Tower dan lainnya. Sayang saat itu sepertinya langit sedang banyak sekali awan, kecuali Gunung Fuji, land mark lainnya benar terlihat jelas dari lantai 45.
Setiap observatorium dilengkapi dengan kafe dan toko suvenir. Walaupun hari itu tidak terlalu beruntung karena tidak jumpa dengan Fuji-san — heiyy tapi ternyata saya berkesempatan ketemu langsung dengan Fuji-san di hari ulang tahun saya! — tapi, toko suvenirnya sedang mengadakan sale besar-besar-an, hahaha Alhamdulillah hasrat ingin belanja hemat tersalurkan 😎
Selain observatorium, area lain dari gedung ini yang juga terbuka untuk umum dan tidak kalah bagusnya. Huhuhu saya sampai gak henti-henti ngomong ke Arki “Duh, bagus amat, ya?” Norak, tapi gapapa 😆 Katanya pemandangan dari observatorium di malam hari lebih mengagumkan, sisi observatorium utara tetap buka di malam hari. Gedung ini terletak di sekitaran Tokyo Shinjuku, biar wisatanya gak cuma belanja di Shinjuku, mampir-mampir sini lah 😉
Kayaknya kalau ngantor di sini, bikin betah gak sih? Bagus amat.
12. TOKYU PLAZA OMOTESANDO
Tokyu Plaza Omotesando, Tokyo Harajuku. Arsitek: Hiroshi Nakamura
Di Jepang, nama Tokyu Plaza sudah tidak asing lagi. Pusat perbelanjaan terkenal ini tidak hanya ada satu, setidaknya ada 7 mall tersebar di area Tokyo. Paling menarik perhatian memang Tokyu Plaza Omotesando Harajuku dan Tokyu Plaza Ginza.
Daerah Omotesando memang tergolong daerah trendi di Tokyo dimana setiap harinya mampu menarik ratusan pengunjung/wisatawan. Shopping center dengan banyak sekali toko dan bangunan bergaya arsitektur modern mudah dijumpai di sini. Tokyu Plaza sendiri, sudah menarik perhatian bahkan hanya dengan melihatnya sekilas. Sejak pintu masuknya saja, Tokyu Plaza Omotesando mampu membuat pengunjung berdecak kagum 🙂 Menaiki tangga eskalator, pengunjung seperti dibawa memasuki dunia cermin yang membingungkan. Dinding yang dipenuhi cermin hampir di setiap sisi dan sudutnya tidak akan ditemui di tempat lain 😉
Sekali waktu jika berjalan-jalan atau berbelanja di daerah Omotesando, sempatkan mampir ke sini ya 😉 Sementara Tokyu Plaza Ginza, seluruh bangunannya terbuat dari kaca. Sepertinya tidak kalah menakjubkan dengan Omotesando, hanya saja kami tidak berkesempatan mengunjungi Tokyu Plaza Ginza.
13. THE NATIONAL MUSEUM OF WESTERN ART
The National Museum of Western Art, Tokyo Ueno. Arsitek: Le Corbusier
Terletak di area Ueno, saya yakin turis yang berencana visit Japan dan ke Tokyo, pasti setidaknya familiar lah dengan nama daerah ini. Tak jarang masuk dalam daftar daerah yang harus dikunjungi. Tapi, saya tidak yakin banyak yang punya ketertarikan khusus untuk berkunjung ke museum ini, apalagi tipikal emak-emak macam saya 😆
Alasan Arki ingin ke sini karena sempat dia dengar dari dosennya saat kuliah, bahwa The National Museum of Western Art adalah satu-satunya bangunan di Jepang yang dirancang oleh arsitek terkenal Prancis yang bernama Le Corbusier. Sejak itu, dia penasaran banget dan akhirnya menjadikan museum ini salah satu tempat wajib kunjung sebelum pulang ke Jogja. Kalau saya sih, yaudah lah ya, namanya diajak jalan mah seneng-seneng aja.
Yang penting foto 😎 *fokus ke struktur bangungan atau patung Hercules juga bolee 😉
Keunikannya apa? Hasil baca-baca artikel yang saya juga kurang paham, museum ini dibangun dengan struktur beton bertulang tiga (ngerti gak? saya enggak 🙄 ) hahaha. Intinya gitu ya. Le Corbusier memiliki tiga murid Jepang yang juga berkontribusi dalam merealisasikan bangunan museum ini yaitu: Kunio Maekawa, Junzo Sakakura dan Takamasa Yoshizaka.
Museum ini berisi apa saja? Apa saja yang dipamerkan? Nanti saya cerita di postingan berbeda ya, sekalian sharing jalan-jalan kami mengunjungi beberapa museum di Ueno 😉
Foto-foto di outdoor area juga penting! 😉
14. HOUSE NA (SOU FUJIMOTO ARCHITECTS)
House NA, Tokyo Suginami. Arsitek: Sou Fujimoto
Sebenarnya ini rumah biasa. Tapi sekalipun rumah biasa, di Jepang kadang jadi luar biasa. Apalagi ada tambahan konsep unik dan berbeda, buat saya sih ini jadi luar biasa hehehe 😀
Konsep hidup dalam “pohon”
Rumah transparan ini dirancang atas permintaan pasangan muda yang tinggal di lingkungan Tokyo tepatnya daerah Kōenji, Distrik Suginami. Konsep yang diambil berdasarkan keinginan klien adalah hidup di dalam rumah pohon dan menjadi pengembara di rumah mereka sendiri, unik ya? 😉 Rumah ini didominasi oleh kaca.
Biar sah, foto harus ada modelnya 😆
Eh, saya pernah cerita perjalanan lengkap kunjungan kami ke rumah ini di postingan sebelumnya. Menarik juga untuk dibaca kalau ada rencana berwisata sehari di Kota Kōenji, klik: Sehari di Kota Kōenji ya! 😉
15. ŌSANBASHI PIER
The last but not least, from Yohokama City Bay area: Ōsanbashi Pier ❤
Melipir sedikit dari area Tokyo. Kota Yokohama terletak di selatan Jepang, masuk wilayah administratif Perfektur Kanagawa.
Ōsanbashi Pier, Yokohama – Kanagawa. Arsitek: Farshid Moussavi dan Alejandro Zaera Polo
Yokohama is my favorite town when lived in Japan! My mind melted, my heart left. Bagus banget, aselik, cantik banget, sumpah 😥 Selama 6 bulan di Jepang, kalau tidak salah kami sudah mengunjungi Kota Yokohama sekitar 4-5 kali dengan berbagai destinasi tujuan wisata. Ini pasti, kapan-kapan saya sharing juga pengalaman jalan-jalannya 🙂 🙂
Salah satu yang benar-benar masih lekat dalam ingatan saya adalah saat kami berkunjung ke Ōsanbashi Pier. Ōsanbashi Pier adalah dermaga (internasional) penumpang utama di Pelabuhan Yokohama, menjadi pelabuhan tertua di Yokohama karena sudah dibangun sejak antara tahun 1889 – 1896. Sekitar tahun 1994, sebuah kompetisi arsitektur diadakan guna merancang struktur pelabuhan seperti yang terlihat sekarang. Ada sekitar 660 pengajuan desain rancangan pelabuhan, dan dimenangkan oleh tim arsitektur Inggris.
Konstruksi bangunan terbuat dari dominasi kayu Brasil. Area dek alami, jalur rumput serta atap kayu yang meliuk-liuk merepresentasikan gelombang laut yang mengelilingi dermaga. Struktur rangka bajanya dibangun dengan sistem pelat lipat sehingga memungkinkan tercipta ruangan interior yang besar dan luas. Sementara di bagian interiornya sama sekali tidak dijumpai tangga/eskalator, lift yang tersedia dioperasikan secara hidrolik untuk menghilangkan kebutuhan ruang bagi konstruksi berat di atap. Hal-hal tersebut menjadikan Ōsanbashi Pier terasa lebih seperti natural features of the landscape (lanksap alami) daripada man-made building (buatan manusia).
Jika sudah sampai di Kota Yokohama, kok menurut saya sepertinya belum sah deh kalau belum menginjakkan kaki di Ōsanbashi Pier. Sekali laju, banyak sekali keindahan yang bisa kita rasakan dan nikmati, tak terkecuali pemandangan yang super indah dari sajian area Minato Mirai yang terkenal itu 😉
Couldn’t ask for more ❤
Selesai! Terimakasih sudah membaca sampai sini ya 🙂 🙂
Alhamdulillah saya sendiri gak nyangka dan bersyukur banget, dengan segala keterbatasan waktu/tenaga/biaya (yang mungkin bisa dibilang rejeki yang serba cukup) selama tinggal 6 bulan di Jepang sempat mampir ke 15 bangunan unik di atas meskipun hanya sekedar untuk berfoto di depannya saja 😆
Sampai jumpa di lain ceritaaaaaa 😉